Singapura akan menutup lapangan golf 18 lubang publik terakhirnya akhir pekan ini. Lokasi di Marina Bay, yang dulunya menghadap cakrawala pusat keuangan, menyerah pada upaya pemerintah untuk merevitalisasi lahan tersebut. Lapangan golf ini dibuka kurang dari 18 tahun yang lalu dan menggelar putaran terakhirnya untuk umum pada hari Sabtu. Ini mengikuti kebijakan serupa terhadap lapangan golf lain di Singapura yang telah ditutup atau menyusut dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, hanya ada satu lapangan umum yang tersisa, yakni lapangan sembilan lubang di utara kota.
Penutupan ini mencerminkan dorongan besar untuk membangun kembali lahan di Singapura, khususnya untuk perumahan, mengingat permintaan yang tinggi yang telah mendorong harga rumah dan sewa ke level yang sulit dijangkau bagi banyak penduduk. Lapangan golf di Singapura menyewa lahan dari pemerintah dan sangat rentan terhadap perubahan dalam perencanaan penggunaan lahan. Sampai saat ini, belum ada pengumuman resmi tentang rencana pengembangan kembali situs Marina Bay, yang juga merupakan tempat bersejarah bagi negara tersebut.
Selain lapangan golf, ada rencana untuk merevitalisasi lintasan Singapore Turf Club di pulau ini, yang akan mengadakan balapan terakhirnya pada bulan Oktober setelah lebih dari 180 tahun menjadi tempat pacuan kuda di Singapura. Pihak berwenang sebelumnya juga mereklamasi bekas lokasi klub di kawasan pusat kota untuk mengembangkan lingkungan perumahan baru.
Keputusan untuk menutup lapangan olahraga ini mempertimbangkan kebutuhan akan ruang di pusat keuangan yang sangat terbatas ini, yang selama ini menjadi daya tarik bagi ekspatriat dan kelas menengah yang terus berkembang dan ambisius.
Sumber: Bloomberg