Xander Schauffele yang Bangkit Usai Cedera

Xander Schauffele sempat berada dalam situasi yang tak menyenangkan. Ia mengalami cedera otot interkostal dan retak tulang rusuk saat masa jeda kompetisi. Meski sempat mencoba tampil di Sentry Invitational, Schauffele akhirnya menyadari bahwa ia masih butuh waktu dan proses rehabilitasi lebih lanjut. Untungnya berakhir Schauffele yang dapat bangkit usai cedera.

Selama masa pemulihan, ia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan tetap mencoba menjaga sentuhan golfnya meski hanya menonton.

“Saya belum pernah mengalami cedera, jadi saya juga belum pernah benar-benar absen,” kata Schauffele di Augusta National. “Saya mencoba melihat sisi positif dari kondisi ini. Duduk di rumah dan menyaksikan orang lain bermain sangat memotivasi saya.”

Sambil menjalani pemulihan, Schauffele melihat Rory McIlroy yang tampil impresif dan merebut posisi No. 2 dunia darinya. Namun, alih-alih tertekan, ia justru termotivasi.

“Rory bermain sangat luar biasa tahun ini. Banyak pemain lain juga bermain di level tinggi, dan saya bersyukur saya pun mampu bermain di level itu,” ujarnya.

Schauffele akhirnya kembali ke kompetisi di Arnold Palmer Invitational di Bay Hill, lalu ikut serta di empat turnamen menuju Masters. Meski masih dalam pemulihan, ia sukses lolos cut di semua turnamen di Valspar Invitational dua pekan lalu. Ia menyebut performa itu sebagai hasil dari bermain lebih bebas, tanpa merasa terlalu kaku atau tegang.

“Proses untuk kembali ini tidak mudah. Saya belum punya cukup repetisi, tapi saya mengambil pelajaran untuk membangun kembali rasa percaya diri,” katanya.

Secara mental, Schauffele mengalami fase emosional, mulai dari marah, kecewa, frustrasi, hingga akhirnya menerima keadaannya. Namun kini, fokusnya telah berubah. Ia mulai percaya pada kemungkinan-kemungkinan besar di depannya—termasuk peluang meraih gelar major.

“Saya merasa tetap seperti diri saya yang dulu. Tapi perbedaannya sekarang adalah saya punya peluang baru. Impian saya adalah terus memberi diri saya kesempatan untuk kembali ke posisi itu,” katanya.

Dari “salah satu pemain terbaik yang belum pernah menang major” menjadi pemenang dua gelar dalam satu bulan. Inilah sebuah keuntungan bagi Schauffele yang dapat bangkit usai cedera. Kini, pembicaraan soal Grand Slam bukan lagi mimpi semata—tapi target yang tampak semakin nyata.

Apalagi, Augusta selalu punya tempat spesial di hatinya. Ia menyebutnya seperti “anak kecil di toko permen” dan merasa permainannya cocok dengan lapangan tersebut.

“Saya sudah memikirkan soal Grand Slam bahkan sebelum menang,” ujar Schauffele. “Tapi tentu jauh lebih menyenangkan berada lebih dekat ke impian itu, daripada baru memulainya tanpa satu gelar pun.”

Source : Liga Olahraga
Penulis : Adwina Alya Ramadhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *