Perjalanan Bernhard Langer di Augusta pada tahun 1985 merupakan titik balik spiritual dalam hidupnya. Usai meraih green jacket pertamanya di ajang Masters, Langer tanpa sadar menyebut nama Yesus saat wawancara. Beberapa hari kemudian, ia mengalami kebangkitan iman yang mendalam.
Kemenangan keduanya pada tahun 1993 terasa semakin istimewa karena bertepatan dengan Paskah, menjadikan turnamen ini perjalanan rohaninya. “Turnamen ini punya makna lebih dari yang orang bayangkan, terutama secara spiritual,” ujar Langer, Jumat (11/4) lalu.
Catatan Langer di Augusta sangat mengesankan. Ia menjadi pegolf internasional ketiga yang menang saat menjuarai Masters tahun 1985. Ia menambah satu lagi green jacket pada 1993, dan tujuh kali finis di 10 besar.
Langer juga dikenang sebagai salah satu yang terakhir berjaya dengan peralatan klasik.
Perpisahannya di Masters dihiasi momen penuh makna. Champions Tour merilis video khusus yang memperlihatkan Langer menggunakan kembali driver lamanya. Wood, yang dikenal sebagai desainer stik golf dan seniman, berteman dengan Langer sejak 1984. Keduanya bekerja sama menyempurnakan peralatan Langer.
Butuh enam bulan bagi Wood untuk menyelesaikan stik tersebut, dengan makna spiritual yang mendalam. “Bentuknya masih seperti yang saya ingat,” kata Wood, terharu karena Langer masih menyimpan stik itu.
Driver tersebut menjadi simbol kuat dari persahabatan dan iman Langer. Dan ketika ia menyelesaikan putaran terakhirnya di Masters, banyak yang merasa akhir dari sebuah era telah tiba. Meski sempat bersaing dalam berbagai turnamen, perkembangan teknologi yang meningkat membuat Langer menyadari bahwa masanya telah lewat.
Saat ia melangkah meninggalkan green ke-18, keluarganya menemani dengan penuh haru. “Banyak emosi di kepala saya,” katanya. Warisan yang ia tinggalkan bukan hanya soal teknik dan prestasi, tapi juga keteguhan iman dan dedikasi.
Langer menyampaikan agar perjalanan Bernhard Langer dikenang sebagai pribadi yang beriman. Bagi Dave Wood, perpisahan ini yang membawa perasaan campur aduk. “Ini dia,” ucap Wood lirih. “Akhir dari era kami.”
Source : Liga Olahraga
Penulis : Adwina Alya Ramadhan