Justin Hastings, pegolf muda asal Kepulauan Cayman, sukses memenangkan Latin American Amateur Championship (LAAC) 2025 pada Sabtu, 18 Januari. Bermain dengan konsisten, Hastings mencatatkan skor 8-under 64 pada babak ketiga yang membuatnya unggul empat pukulan. Kemenangan ini mengantarkan Hastings ke tiga turnamen besar dunia, yaitu Masters, U.S. Open, dan British Open.
Tidak hanya mencetak sejarah pribadi, kemenangan ini juga membawa dampak besar bagi dunia golf di Kepulauan Cayman. Sebagai mahasiswa senior di San Diego State, Hastings mengaku terinspirasi oleh prestasi Jarvis. “Kami hanya memiliki 27 hole di Kepulauan Cayman, fasilitasnya terbatas. Namun, kemenangan ini membuktikan bahwa kami bisa bersaing dan mencapai hal-hal hebat,” ujar Hastings.
Namun, Hastings tidak meraih kemenangan ini dengan mudah. Hastings menghadapi perlawanan ketat dari Patrick Sparks, pegolf asal Peru, yang menunjukkan performa luar biasa di babak terakhir. Sparks berhasil menyamakan kedudukan dengan birdie di hole ke-16, namun bogey akibat tiga putt di hole 17 par-3 memberi Hastings keunggulan untuk menyelesaikan pertandingan dengan selisih satu pukulan. Hastings menutup turnamen dengan skor 72, sementara Sparks mencatat skor impresif 68.
Selain menghadapi persaingan ketat, kondisi cuaca juga menjadi tantangan tersendiri. Ofisial turnamen memutuskan untuk melangsungkan babak final segera setelah babak ketiga selesai karena ramalan cuaca buruk pada Minggu. Meski sempat tertunda satu jam akibat badai, pertandingan akhirnya selesai sesuai jadwal. Hastings sempat memperbesar keunggulannya menjadi tiga pukulan di hole 12, meskipun persaingan semakin sengit di hole 13 saat Sparks mencatat birdie dan Hastings membuat bogey.
Di sisi lain, meski gagal menjadi juara, Sparks tetap membawa pulang hasil yang berarti. Sebagai runner-up, Sparks juga mendapatkan tiket ke tahap akhir kualifikasi U.S. Open dan British Open. Ia mengakui bahwa pengalaman ini memberinya banyak pelajaran, terutama dalam menghadapi tekanan kompetisi besar.
Sementara itu, bagi Hastings, kemenangan ini merupakan puncak perjalanan panjang yang penuh dedikasi. Kemenangan Hastings menjadi puncak perjalanannya yang dimulai sejak ia pertama kali tampil di LAAC pada usia 14 tahun. Kini, Hastings bersiap untuk mewujudkan mimpinya bermain di Augusta National dalam turnamen Masters. “Saya tumbuh sebagai penggemar berat Masters. Duduk di sini dan mengetahui bahwa saya akan bermain di sana adalah perasaan yang luar biasa,” ungkap Hastings penuh semangat.
Dengan keberhasilan ini, Hastings tidak hanya mengukir prestasi pribadi, tetapi juga membawa kebanggaan bagi negaranya.
Source: Liga Olahraga