Elon Musk resmikan layanan internet Starlink di Indonesia pada Minggu, 19 Mei 2024, di Denpasar, Bali. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Meskipun Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Presiden Joko Widodo awalnya dijadwalkan hadir, Jokowi berhalangan.
Luhut menjelaskan bahwa Starlink sangat dibutuhkan di daerah terpencil untuk meningkatkan layanan internet berkecepatan tinggi yang penting bagi sektor kesehatan, pendidikan, dan kelautan. Peluncuran ini diadakan di klinik kesehatan, sesuai dengan misi Starlink untuk menyediakan internet cepat dan terjangkau di daerah tertinggal.
Kelebihan Starlink
- Waktu Perpindahan Data Cepat
Menggunakan satelit LEO dengan latensi kurang dari 27 milidetik, jauh lebih cepat dibandingkan satelit GEO yang memiliki latensi sekitar 477 milidetik.
- Kecepatan Transmisi Tinggi
Awalnya 100 Mbps untuk hilir dan 20 Mbps untuk hulu, dengan pengembangan hingga 1 Gbps. Uji coba menunjukkan kecepatan hingga 222 Mbps dan 24 Mbps.
- Terminal Mudah Dipasang
Terminal berukuran 30,5 cm dapat dipasang di permukaan datar seperti tanah atau atap.
Kekurangan Starlink
- Posisi Terminal Harus Minim Halangan
Terminal harus dipasang di area terbuka tanpa gangguan fisik atau cuaca untuk kinerja optimal.
- Harga Lebih Mahal
Biaya langganan Starlink sekitar Rp 750.000 per bulan, lebih tinggi dibandingkan provider lokal yang berkisar Rp 400.000-Rp 500.000 per bulan.
- Kurang Cocok Untuk Perkotaan
Layanan ini lebih efektif di daerah terpencil dan dapat terganggu di wilayah padat penduduk karena frekuensi tinggi yang digunakan.
Sumber: kompas.com