Wakil Direktur Pelaksana Pertama Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath, memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan secara besar-besaran selama krisis ekonomi global berikutnya. Di negara maju, diperkirakan 30% pekerjaan berisiko digantikan oleh AI, sedangkan di negara berkembang dan berpendapatan rendah, angka ini bisa mencapai 20%.
Gopinath menjelaskan bahwa AI berpotensi menggantikan berbagai jenis pekerjaan, termasuk yang membutuhkan keterampilan kognitif tinggi. Hal ini akan mengakibatkan pengangguran jangka panjang yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam ekonomi yang didominasi AI.
Untuk mencegah dampak negatif ini, Gopinath menyerukan reformasi kebijakan yang komprehensif. Sistem perpajakan perlu diubah agar tidak terlalu membebani pekerja manusia dibandingkan otomatisasi. Investasi yang lebih besar dalam pendidikan dan pelatihan juga diperlukan untuk membekali pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan di era AI.
Para pembuat kebijakan juga perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap stabilitas keuangan dan rantai pasokan yang dapat ditimbulkan oleh AI. Dengan upaya kolektif, Gopinath percaya bahwa dunia dapat meminimalkan dampak negatif AI terhadap pasar tenaga kerja dan memastikan transisi yang adil ke ekonomi digital.
Sumber: Media Msn.com