May
Merasa marah adalah bagian dari kehidupan manusia, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa marah yang sering dan tidak terkendali dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal medis terkenal menyoroti hubungan yang signifikan antara tingkat kemarahan yang tinggi dan kesehatan jantung yang buruk.
Studi ini, yang melibatkan ribuan peserta, menemukan bahwa individu yang sering merasa marah atau memiliki kecenderungan mudah marah memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung atau masalah kardiovaskular lainnya. Ini disebabkan oleh dampak negatif stres emosional terhadap kesehatan jantung.
Menurut Dr. Sarah Johnson, seorang kardiolog terkemuka yang tidak terlibat dalam penelitian ini, “Saat seseorang merasa marah, tubuh mereka melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Jika ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.”
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mengendalikan emosi negatif seperti kemarahan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Strategi pengelolaan stres seperti meditasi, olahraga teratur, dan terapi kognitif perilaku terbukti efektif dalam menangani emosi yang tidak sehat.
“Dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi kita untuk belajar cara mengelola emosi dengan baik. Ini termasuk mengenali pemicu kemarahan dan mengembangkan strategi untuk meresponnya dengan tenang dan terkendali,” tambah Dr. Johnson.
Dengan memahami lebih baik hubungan antara emosi dan kesehatan jantung, diharapkan individu dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik mereka. Ini termasuk memprioritaskan kesehatan emosional serta mengadopsi gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Kesimpulannya, mengendalikan emosi negatif seperti kemarahan tidak hanya penting untuk kesejahteraan mental, tetapi juga dapat berdampak positif pada kesehatan jantung jangka panjang. Dengan mengadopsi strategi pengelolaan stres yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko penyakit jantung dan menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
Sumber: kompasiana.com