Tidur nyenyak di malam hari tidak hanya membuat kita merasa lebih baik saat menjalani hari, tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Tidur berkualitas dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, meningkatkan fungsi kognitif, dan mengurangi risiko kanker. Namun, banyak dari kita tidak mendapatkan cukup tidur setiap malam karena paparan cahaya biru dari ponsel dan perangkat lainnya yang membuat kita terlalu terstimulasi. Selain itu, makan berlebihan atau mengonsumsi kafein sebelum tidur dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kegelisahan, sehingga sulit untuk tidur nyenyak. Jadi, ada berbagai alasan mengapa kita tidak mendapatkan cukup tidur setiap malam.
Namun, menjaga jadwal tidur yang konsisten dapat membantu kita, terutama orang dewasa, mendapatkan waktu tidur yang direkomendasikan, yaitu tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Sebuah studi terbaru dari peneliti di Yale School of Medicine yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association mengamati kebiasaan tidur sekitar 40.000 orang dewasa untuk memahami dampaknya pada kesehatan otak. Data selama sembilan tahun dikumpulkan, termasuk durasi tidur setiap malam dan apakah mereka tidur siang atau tidak. Pencitraan MRI otak mereka juga dilakukan.
Dilansir dari laman Real Simple, pada Senin (13/5/2024), hasil studi menemukan bahwa tidur kurang dari tujuh jam atau lebih dari sembilan jam per malam meningkatkan risiko stroke dan demensia di kemudian hari. Menariknya, hasil ini tetap konsisten meskipun memperhitungkan kebiasaan merokok atau hipertensi, yang juga diketahui mempengaruhi otak. Semua partisipan berusia paruh baya, dan temuan ini menunjukkan bahwa masa ini adalah waktu krusial untuk membuat perubahan positif pada kebiasaan tidur agar otak tetap sehat sekarang dan di masa depan.
Sumber: lifestyle.kompas.com