Apr
Jazz Janewattananond yang lahir pada 26 November 1995 ini adalah seorang pegolf professional asal Thailand yang bermain di Tur Asia dan Eropa. Janewattananond menjadi pegolf profesional pada bulan Desember 2010. Pada bulan September 2011 ia bermain di acara Japan Golf Tour pertamanya, Asia-Pacific Panasonic Open 2011, di mana ia membuat cut dan selesai seri untuk ke-65.
Kemudian, pegolf asal Thailand Jazz Janewattananond dinobatkan sebagai juara Order of Merit Asian Tour 2019 setelah kepemimpinannya di klasemen Habitat for Humanity tidak dapat dilampaui oleh para pesaingnya.
Sementara, dengan Scott Hend memilih untuk tidak bergabung di AfrAsia Bank Mauritius Open pada minggu ini, pemain asal Thailand yang berusia 23 tahun tersebut telah mengamankan posisi utamanya di atas daftar uang.
Dua kemenangan di SMBC Singapore Open dan Kolon Korea Open bersama dengan tujuh top-10 lainnya di Asian Tour menjadikan pemain penuh talenta ini untuk menjadi pegolf asal Thailand keempat setelah Thongchai Jaidee (2001, 2004, 2009), Thaworn Wiratchant (2005, 2012) dan Kiradech Aphibarnrat (2013) yang dinobatkan sebagai orang nomor satu di Asia.
“Saya benar-benar merasa terhormat untuk bergabung dengan pemain seperti Thongchai, Thaworn dan Kiradech sebagai pemain berikutnya dari Thailand yang memenangkan Order of Merit Asian Tour. Itu adalah grup juara eksklusif yang sangat saya banggakan.” Katanya.
“Walaupun tahun ini bukan musim yang sempurna karena ada waktu yang saya pikir saya bisa bermain lebih baik, secara keseluruhan, itu adalah musim yang sangat bagus di mana saya memanfaatkan peluang saya dan menjadi yang terbaik dari mereka,” Jelas Jazz, yang telah naik ke posisi tertinggi ke-52 di Official World Golf Rankings pada tahun ini.
Selain itu, Jazz juga telah menjadi sorotan pada musim ini dengan kemenangannya di Singapura Open pada Januari, di mana dia telah berhasil mengalahkan pemain bintang seperti Sergio Garcia dan Paul Casey, dan Korea Terbuka pada bulan Juni.
“Kemenangan di Singapura tentu menjadi puncak tahun ini bagi saya karena saya menang di awal musim dan kemenangan itu membuat saya masuk 100 besar dunia saat itu. Itu membuka pintu bagi saya dan saya mengambil keuntungan dari mereka,” Jelas Jazz, yang juga telah memenangkan edisi kedua dari seri Swing Panasonic dan telah menikmati musim yang bagus di Jepang dengan enam finish top-10 di negara yang berjuluk Matahari Terbit tersebut.
Kemudian pada bulan Mei, Jazz menjadi terkenal secara global di PGA Championship setelah ia menutup dengan skor 77 untuk puas dengan finis T14, yang merupakan hasil terbaik yang pernah dicapai oleh pemain asal Thailand di PGA Championship.
“Bermain di depan orang banyak dan melawan para pemain terbaik di dunia adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan,” kata Jazz, yang terus menerus membuat penampilan kedua secara berturut-turut di The 148th Open pada bulan Juli.
Jazz pertama kali menorehkan tinta dalam sejarah di Asian Tour pada tahun 2010 ketika ia menjadi pemain termuda yang melakukan halfway di Asian Tour International pada tahun 2010 di Bangkok pada usianya yang masih 14 tahun dan 71 hari.
Namun, dia sempat kehilangan kartu Asian Tour nya untuk yang pertama kalinya dalam karirnya di tahun 2016, tetapi ia bangkit kembali dengan cepat pada tahun berikutnya dengan kemenangan di Bashundhara Bangladesh Open.
“Pengalaman itu membentuk saya menjadi pemain yang lebih baik. Saya menghabiskan dua minggu di biara di mana saya menemukan kedamaian dan perlahan-lahan bermain kembali. Terobosan di Bangladesh itu mengembalikan kepercayaan diri bahwa saya benar-benar dapat bermain golf dan memenangkan turnamen,” Jelas Jazz.
Selain itu, Jazz kemudian menyaksikan peruntungannya melambung dengan kemenangan lain di kandangnya sendiri di Queens Cup pada tahun 2018 yang diikuti oleh dua kemenangan lainnya di Singapura Open dan Korea pada tahun ini.
Sumber : golfjoy.co.id